Minggu, 21 Februari 2010

Mengucapkan Salam Hanya Kepada Yang Dikenal Saja

Sore itu sekitar pukul 17.45, lebih kurang sepuluh menit lagi adzan maghrib akan berkumandang. Saya segera mengayuh sepeda ontel menuju masjid yang jaraknya dari rumah sekitar 600 meter. Di tengah perjalanan, saya disalip- dengan akhiran p, bukan b, yang merupakan bahasa jawa yang berarti didahului- oleh seorang jama'ah masjid.

Saya mengetahui dan hafal benar bahwasannya beliau adalah jama'ah masjid tempat biasa saya shalat. Memang saya tidak tahu namanya, namun saya yakin bahwa saya mengenalnya dari perawakan fisiknya dan sebaliknya, beliau juga mengetahui bahwasannya saya adalah pemuda yang biasa shalat berjama'ah di masjid tersebut. Terlebih lagi di kajian kemarin minggu kami duduk bersebelahan.

Namun... sepeda motor beliau berlalu begitu saja... padahal saya yakin bahwasannya beliau mengetahui bahwa yang sedang mengayuh sepeda itu adalah saya. Yang saya sayangkan... tidak ada sapaan hangat berupa ucapan Assalamu'alaikum keluar dari lisannya. Yah, setidaknya ada sapaan "Mas... duluan ya...".

Begitulah fenomena yang terjadi saat ini. Banyak diantara umat muslim yang enggan mengucapkan salam kepada muslim yang lainnya. Mereka hanya mengucapkan salam kepada yang dikenal saja, kepada yang tahu namanya saja. Tidak kepada yang lainnya. Nah, bagaimana syariat Islam memandang permasalahan ini? Mari kita ikuti pembahasan berikut ini. Selamat membaca.

-----

Diantara telah dekatnya hari kiamat ialah akan adanya orang-orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya saja.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, ia berkata. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja".[Hadits Riwayat Ahmad. Musnad Ahmad 5:326. Ahmad Syakir berkata 'Isnadnya Shahih'].

Dalam riwayat lain bagi Imam Ahmad dengan lafal:
"Artinya : Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat pengucapan salam itu hanya untuk orang-orang tertentu saja (yakni yang dikenalnya)". [Musnad Ahmad 5:333. Ahmad Syakir berkata, 'Isnadnya Shahih'. Al-Albani berkata : 'Ini adalah isnad yang shahih menurut syarat Muslim'. Silsilatul Ahaditsish Shahih 2:251. hadits nomor 647].

Kondisi seperti ini dapat kita saksikan pada masa sekarang ini, maka banyak orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang-orang yang dikenalnya saja. Perilaku seperti ini bertentangan dengan sunnah, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan menyebarkan salam kepada orang yang Anda kenal maupun yang Anda tidak kenal.

Karena hal inilah yang menjadi penyebab tersebarnya rasa kasih sayang dan saling mencintai di antara sesama kaum muslimin. Juga sebagai pemupuk keimanan yang menjadi faktor penentu untuk dapat masuk surga, sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasannya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Tidaklah kamu akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu saling mencintai. Tidaklah kamu mau kutunjukkan kepada sesuatu yang apabila kamu lakukan kamu akan saling mencintai ? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu". [Hadits Riwayat Muslim. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Bayan Annahu Laa Yadkhulu Al-Jannata illa Al-Mu'minuun 2:35]

Ditulis oleh: Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
Disalin dari buku Asyratus Sa'ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 141-142 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar