Rabu, 22 Agustus 2012

Rapi, Kunci Keharmonisan Keluarga

Disadari atau tidak ternyata setiap orang memiliki beberapa persamaan tentang hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai. Beberapa hal ini adalah hal yang bersifat fitrah bagi setiap manusia meskipun kita menyadari sepenuhnya adanya perbedaan karakter antara pribadi yang satu dengan lainnya. Untuk mencapai keharmonisan dalam keluarga, penting bagi kita mengetahui apa saja hal-hal yang secara fitrah disukai oleh orang lain dan apa saja yang tidak disukai orang lain, apakah ia suami, istri, anak-anak, saudara atau tetangga kita. Pada kesempatan kali ini akan kita bahas mengenai satu sikap yang secara fitrah setiap orang pasti menyukainya, yaitu rapi. 

Kerapian dalam rumah tangga dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: 
1. Merapikan peralatan masak yang telah selesai digunakan.
2. Mencuci piring dan alat makan yang kotor. 
3. Meletakkan sepatu dan sandal pada rak. 
4. Merapikan buku dan alat tulis ketika telah selesai belajar. 
5. Meletakkan pakaian yang besih namun belum diseterika pada ranjang tersendiri. 
6. Dan sebagainya. 

Beberapa keuntungan menerapkan kerapian dalam rumah tangga adalah: 
1. Pikiran menjadi lebih tenang sehingga dapat bersikap lebih santun dalam berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain. 
2. Lebih mudah dalam mencari barang yang diinginkan, karena setiap barang selalu berada pada tempatnya. 
3. Kerapian membiasakan kita teratur dan terkontrol dalam segala hal, baik dalam hal sikap yang selalu terkendali maupun dalam hal waktu yang selalu terjadwal. 
4. Membuat hati tiap anggota keluarga senang, karena keadaan rumah selalu rapi, bersih, dan bebas dari kotoran. 

Beberapa kerugian tidak menerapkan kerapian (ketidakteraturan) dalam rumah tangga adalah: 
1. Menyebabkan rasa sumpek, karena memang fitrah tiap manusia menginginkan keadaan yang rapi dan teratur. 
2. Meningkatkan emosi sehingga seringkali menyebabkan marah, perkataan dengan nada tinggi, serta sikap acuh tak acuh. 
3. Mengurangi sikap toleransi dan bahu membahu dalam keluarga. Hal ini disebabkan anggota keluarga yang satu mengandalkan keluarga lainnya untuk merapikan perabotan rumah, mencuci piring, merapikan sepatu dan sebagainya. 
4. Berkurangnya kemampuan berpikir secara tenang dan teratur. Hal ini mengakibatkan sikap yang tergesa-gesa sehingga salah dalam mengambil keputusan, serta tidak mampu mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. 

Dari hal ini kita dapat melakukan penilaian sederhana bahwasannya seseorang yang seringkali terlambat dalam rutinitas kesehariannya bisa jadi ia adalah orang yang tidak rapi dalam mengatur segala sesuatu dalam rumah tangganya. Beberapa hal di atas semoga dapat menjadi cermin bagi diri kita untuk terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik serta kehidupan rumah tangga yang lebih berkualitas. Praktekkan apa yang bisa dikerjakan mulai saat ini meski dalam hal kecil dan sederhana, misalnya memasukkan kaos kaki ke dalam sepatu dan meletakkannya berjajar. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar