Assalamu'alaikum Saudaraku Pembaca Menara Masjid..
Beberapa hari yang lalu, teman sekantor saya memperlihatkan
koleksi burung peliharaannya.. subhanalloh.. melihat
warna-warninya.. sungguh indah.. jadi ingin sekali memeliharanya..
Nah, sebelum memelihara burung alangkah baiknya mengetahui
bagaimana hukum memelihara burung dalam Islam. Artikel tanya jawab berikut
semoga dapat menjadi landasan ilmu sebelum beramal, saya tujukan khusus untuk
diri saya sendiri dan bagi saudaraku pada umumnya..
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Pertanyaan:
Assalamualaikum… ustazd ana mw
tanya kalau pelihara
burung berkicau itu boleh tidak?
jazakallahukhair atas jawabannya
jazakallahukhair atas jawabannya
Dari: Ana via Tanya
Ustadz for Android
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Bismillah was shalatu was
salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Salah
satu diantara nikmat yang Allah berikan untuk manusia adalah binatang.
وَالأَنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا
تَأْكُلُونَ. وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ.
وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَّمْ تَكُونُواْ بَالِغِيهِ إِلاَّ
بِشِقِّ الأَنفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَؤُوفٌ رَّحِيمٌ. وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ
وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Dan Dia telah menciptakan binatang
ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai
manfaat, dan sebagiannya kamu makan. dan kamu memperoleh pandangan yang indah
padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya
ke tempat penggembalaan. dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan
kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan (dia telah menciptakan) kuda,
bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan
(menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya..(QS. An-Nahl: 5 – 8).
Allah tegaskan
dalam ayat di atas, salah satu manfaat hewan piaraan adalah ‘kamu memperoleh
pandangan yang indah padanya’.Sekalipun hewan
ini tidak ditunggangi, dia bisa menjadi pemandangan menarik bagi
pemiliknya. Orang jawa menyebutnya ’klangenan’. Dirawat hanya untuk dipandang
dan dijadikan hiasan. Fungsi semacam ini, ada pada burung piaraan.
Di samping ayat
di atas, terdapat sebuah hadis yang secara tegas membolehkan kita memelihara
burung. Hadis itu dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Beliau memiliki adik laki-laki
yang masih kanak-kanak, bernama Abu Umair. Si Adik memiliki burung kecil
paruhnya merah, bernama Nughair.
Anas
menceritakan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ
خُلُقًا، وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ أَبُو عُمَيْرٍ – قَالَ: أَحْسِبُهُ –
فَطِيمًا، وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ: «يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ
النُّغَيْرُ» نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik
akhlaknya. Saya memiliki seorang adik lelaki, namanya Abu Umair. Usianya
mendekati usia baru disapih. Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, beliau memanggil, ‘Wahai Abu
Umair, ada apa dengan Nughair?’
Nughair adalah burung yang digunakan mainan Abu Umair. (HR. Bukhari 6203,
Muslim 2150, dan yang lainnya).
Al-Hafidz
Ibnu Hajar menyebutkan beberapa pelajaran yang disimpulkan dari ini. diantara
yang beliau sebutkan,
جواز إمساك الطير في القفص ونحوه
“(Hadis
ini dalil) bolehnya memelihara burung dalam sangkar atau semacamnya.” (Fathul
Bari, 10/584).
As-Syarwani
(w. 1301 H) – ulama madzhab Syafiiyah – mengatakan,
وسئل القفال عن حبس الطيور في أقفاص لسماع أصواتها وغير ذلك فأجاب
بالجواز إذا تعهدها مالكُها بما تحتاج إليه لأنها كالبهيمة تُربط
”al-Qaffal ditanya tentang hukum memelihara burung dalam
sangkar, untuk didengarkan suaranya atau semacamnya. Beliau menjawab, itu
dibolehkan selama pemiliknya memperhatikan kebutuhan burung itu, karena
hukumnya sama dengan binatang ternak yang diikat.” (Hasyiyah as-Syarwani,
9/210).
Pertanyaan
mengenai hukum memelihara burung juga pernah disampaikan kepada Imam Ibnu Baz.
Jawaban beliau,
ليس في ذلك حرج إذا لم تُظلم وأحسن إليها في طعامها وشرابها سواء كانت
ببغاء أو حماماً أو دجاجاً أو غير ذلك بشرط الإحسان إليها وعدم ظلمها ، وسواء كانت
في حوض أو أقفاص أو أحواض ماء كالسمك
“Tidak masalah
memelihara burung, selama tidak mendzaliminya dan disikapi dengan baik dalam
memberi makanan atau minuman. Baik burung kakatua, burung dara, ayam atau
binatang peliharaan lainnya, dengan syarat diperlakukan dengan baik dan tidak
menzhaliminya. Baik binatang itu dipelihara di dalam kolam, sangkar atau
aquarium seperti ikan misalnya. Wallahu a’lam.” Fatâwa Islamiyyah (4/596).
Kemudian ada beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika
memelihara burung, disamping memenuhi kebutuhan hidupnya adalah:
Pertama, dilarang melakukan
pemborosan
Islam melarang manusia melakukan pemborosan dalam urusan
apapun. Termasuk pemborosan dalam urusan hobi.
Kedua, jangan habiskan waktu hanya untuk burung. Seolah-olah
manusia telah menjadi pelayan bagi burung itu, sampai melalaikannya dari
aktivitas yang lain.
Dulu Nabi Sulaiman pernah memiliki kuda piaraan yang sangat
beliau cintai.
وَوَهَبْنَا لِدَاوُودَ سُلَيْمَانَ نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
. إِذْ عُرِضَ عَلَيْهِ بِالْعَشِيِّ الصَّافِنَاتُ الْجِيَادُ . فَقَالَ إِنِّي
أَحْبَبْتُ حُبَّ الْخَيْرِ عَنْ ذِكْرِ رَبِّي حَتَّى تَوَارَتْ بِالْحِجَابِ .
رُدُّوهَا عَلَيَّ فَطَفِقَ مَسْحًا بِالسُّوقِ وَالْأَعْنَاقِ
(Ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang
di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore ( ) Dia berkata:
“Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga
aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan”. “Bawalah
kuda-kuda itu kembali kepadaku”. lalu ia potong kaki dan leher kuda itu. (QS. Shad: 30 – 33).
Karena kuda itu
telah melalaikan Sulaiman, beliaupun menyembelihnya.
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur
Baits (Dewan PembinaKonsultasiSyariah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar